Header Ads

SUTRISNO WAYANG

Sutrisno (26) suka menggambar wayang yang juga sedikit punya keahlian mendalang. Keahliannya diperoleh dari ketekunan. Semua berjalan secara otodidak. “Awalnya suka dengan wayang. Kemudian mencoba membuat sendiri. Ndalang juga begitu, tidak ada yang mengajari,”  terang Sutrisno yang tinggal di Kebonsari Ds. Katur Kec. Gayam. Kabupaten Bojonegoro.
Pertama menggambar wayang ketika masih duduk di bangku sekolah dasar kelas 4 SD. Keahliannya terasah seiring perjalanan waktu. Beberapa kali pernah tampil disebuah hajatan meski masih sekitaran desanya. Di panggung wayang Sutrisno dengan panggilan akrap Tris wayang, yang sehari hari sebagai karyawan perusahaan swasta di kota Cepu jawa tengah tidak menjadikan ndalang sebagai profesi tapi lebih sebagai kegiatan hiburan. Bahkan ia lebih menjadikan menggambar wayang sebagai sampingan untuk menambah ekonomi keluarga.
Setiap hari, selain bergelut dengan pekerjaan di perusahaan tempat bekerja ia tetap menekuni menggambar dan membuat wayang. Untuk menghasilkan satu tokoh wayang berukuran kecil seperti Janoko atau Kresno, Sutrisno membutuhkan waktu satu minggu. Untuk wayang berbadan besar atau gunungan, butuh waktu lebih lama, yakni 10 hari hingga 15 hari. “Lama karena memang memnggambar wayang butuh ketelitian,” ujar Sutrisno yang juga salah satu anggota Komunitas Line Art Bojonegoro (LAB)
Pekerjaan paling rumit dan butuh ketelitian adalah mewarnai. Pasalnya, pewarnaan yang bagus akan memperkuat karakter wayang. Wayang buatannya banyak dipesan para pecinta wayang. Tidak sedikit pula masyarakat umum yang tertarik untuk dikoleksi.

Tidak hanya dari Desa gayam, tetapi pesanan juga mengalir dari luar daerah seperti Surabaya, Malang, dan Blora. Wayang berukuran besar, dijual Rp 250.000 hingga Rp 500.000. Untuk yang lebih kecil, dilepas mulai harga Rp 150.000.  Sutrisno juga memenuhi permintaan wayang mainan untuk anak anak dari kertas karton yang harganya tentu lebih murah. (mediaLAB)

1 comment:

Line Art Bojonegoro. Powered by Blogger.